Senin, 12 Desember 2011

Sinopsis Novel Saman


SAMAN
Pengarang   : Ayu Utami
Penerbit      : KPG. Jakarta
Di taman ini, saya adalah seekor burung. Terbang beribu-ribu mil dari sebuah negeri yang tak mengenal musim, bermigrasi mencari semi, tempat harum rumput bisa tercium, juga pohon-pohon, yang tak pernah kita tahu namanya, atau umurnya.
Aroma kayu, dingin batu, bau perdu dan jamur-jamur adakah mereka bernama, atau berumur? Manusia menamai mereka, seperti orang tua memanggil anak-anaknya, meskipun tetumbuhan itu lebih tua. Rafflesia arnoldi, memang tidak mekar di Central Park, melainkan di hutan tropis dataran tinggi Malaya, tetapi kita tahu laki-laki Inggris kemudian menjadi ayah bunga itu. Orang-orang berbicara tentang segala yang tumbuh, yang ditanam maupun liar, seolah mengenal mereka lebih daripada pokok-pokok itu sendiri mengenal dingin dan matahari, ataupun hangat bumi. Namun binatang idak menghafal pohon-pohon karena namanya, seperti seekor induk atau sepasang tidak memanggil tetasannya atau susuannya dengan nama. Mereka mengenal tanpa bahasa.
Di taman ini hewan hanya bahagia, seperti saya, seorang turis di New York. Apakah keindahan perlu dinamai?
Cerita berawal dari sini, dimana Laila berjanji untuk bertemu dengan kekasih gelap Sihar yang sudah beristeri. Kilasan cerita di atas merupakan bagian dari cerita kisah cinta Laila.
Empat perempuan bersahabat sejak kecil. Shakuntala si pemberontak. Cok si binal. Yasmin si "ja'im". Dan Laila, si lugu yang sedang bimbang untuk menyerahkan keperawanannya pada lelaki beristri. Tapi, diam-diam dua di antara sahabat itu menyimpan rasa kagum pada seorang pemuda dari masa silam: Saman, seorang pastor yang akhirnya memilih untuk meninggalkan panggilan imamatnya demi menjadi aktivis di antara kaum miskin. ia pun menjadi buron dalam masa rezim militer orde baru sehingga harus melarikan diri ke luar negeri. kepada Yasmin, atau Lailakah, Saman akhirnya jatuh cinta?
Central Park, 28 Mei 1996 
Di taman ini, saya adalah seekor burung. Terbang beribu-ribu mil dari sebuah negeri yang tak mengenal musim, bermigrasi mencari semi, tempat harum rumput bisa tercium, juga pohon-pohon, yang tak pernah kita tahu namanya, atau umurnya.
Aroma kayu, dingin batu, bau perdu dan jamur-jamur adakah mereka bernama, atau berumur? Manusia menamai mereka, seperti orang tua memanggil anak-anaknya, meskipun tetumbuhan itu lebih tua. Rafflesia arnoldi, memang tidak mekar di Central Park, melainkan di hutan tropis dataran tinggi Malaya, tetapi kita tahu laki-laki Inggris kemudian menjadi ayah bunga itu. Orang-orang berbicara tentang segala yang tumbuh, yang ditanam maupun liar, seolah mengenal mereka lebih daripada pokok-pokok itu sendiri mengenal dingin dan matahari, ataupun hangat bumi. Namun binatang idak menghafal pohon-pohon karena namanya, seperti seekor induk atau sepasang tidak memanggil tetasannya atau susuannya dengan nama. Mereka mengenal tanpa bahasa.
Di taman ini hewan hanya bahagia, seperti saya, seorang turis di New York. Apakah keindahan perlu dinamai?
Cerita berawal dari sini, dimana Laila berjanji untuk bertemu dengan kekasih gelap Sihar yang sudah beristeri

Kelebihan novel
1.      Pembaca diajak berlayar dengan menjelajahi alur cerita tokoh demi tokoh. Dan berusaha berpikir dan mengingat hubungan antar tokoh satu dengan yang lain karena ceritanya berliku.
2.      Kritik feminis krn perempuan dalam era seperti apapun perempuan tidak hanya pasif dan menerima saja apapun yang dilakukan laki-laki. Perempuan sebaiknya punya inisiatif untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukan laki-laki. Misalnya sex yang dominan tidak hanya laki-laki tetapi perempuan jg punya hak dan naluri yang sama. Dan di novel ini hal itu terlihat nyata pada  kepribadian Upi yang sangat maniak sex dan juga Laila yang memilih laki-laki beristeri untuk menyerahkan keperawanannya dan laki-laki itu bukan suaminya.
Kelemahan
1.       Alur cerita pada novel ini sangat berliku dan sulit dipahami. Karena pembaca akan terlena pada seting dan tempat cerita yang berpindah-pindah dengan tokoh yang berubah-ubah dan banyak sekali tokoh yang mendukung tema cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar