Analisis Persamaan B1
dan B2 Dalam Pembelajaran Bahasa
Elyana
1. Pendahuluan
Analisis kontrastif
adalah kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dan struktur B2
untuk mengidentifikasi perbedaan dan persamaan kedua bahasa itu. Analisis
kontrastif muncul saat pengajaran bahasa kedua mengalami berbagai masalah.
Masalah tersebut antara lain kesulitan belajar dari kesalahan berbahasa yang
dialami oleh siswa dalam mempelajari bahasa kedua. Masalah tersebut menimbulkan
kesulitan bagi siswa dan guru untuk membedakan bahasa pertama dan bahasa kedua.
Tujuan utama analisis kontrastif adalah mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dan yang dialami oleh siswa dalam
proses belajar mengajar bahasa kedua.
Implikasi
Analisis Kontrastif dalam proses belajar mengajar bahasa kedua terlihat pada
hal-hal berikut ini.
1. Penyusunan materi pengajaran bahasa kedua di
susun berdasarkan butir-butir yang
berbeda antara struktur bahasa ibu siswa dan struktur bahasa
kedua yang akan dipelajari
oleh siswa.
2. Penyusunan tata bahasa paedagogis didasarkan
pada aliran linguistik tertentu. Lingustik
struktural sangat mendominasi analisis kontrastif.
3. Penataan kelas belajar bahasa kedua
dilaksanakan secara terpadu. Bahasa ibu siswa
digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam pengajaran bahasa kedua. Penggunaan bahasa
ibu siswa dikurangi secara berangsur-angsur
sejalan dengan tingkat pemahaman siswa
terhadap
bahasa kedua.
4. Penyajian bahan pengajaran bahasa kedua
dilaksanakan secara langsung dengan cara-cara
Berikut
:
I). Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara
struktur bahasa ibu siswa dengan
struktur bahasa kedua yang akan dipelajari
oleh siswa.
2) Menunjukkan butir-butir bahasa ibu siswa yang
mungkin mendatangkan kesulitan
belajar dan kesalahan
dalam bahasa kedua.
3). Menganjurkan cara-cara mengatasi interferensi
bahasa ibu terhadap bahasa kedua
yang akan dipelajari oleh siswa.
4). Memberikan latihan yang intensif pada butir-butir
yang berbeda antara bahasa ibu
dengan bahasa kedua
yang akan dipelajari oleh siswa.
2. Aspek-aspek Analisis Kontrastif
Aspek analisis kontrastif terdiri atas aspek linguistik dan aspek
psikologis. Aspek linguistik analisis kontrastif berkaitan dengan perbandingan struktur
dua bahasa untuk menemukan
perbedaan-perbedaan dari persamaan yang ada.
Membandingkan dua bahasa yang serumpun atau berdekatan memang terasa mudah.
Hal ini disebabkan oleh adanya kategori yang berisifat umum dalam dua bahasa bersangkutan.
Akan tetapi, bila kita membandingkan dua bahasa yang tidak serumpun, maka akan
terasa ada masalah karena tidak adanya kategori yang bersifat umum.
Oleh karena itu, dalam membandingkan kedua struktur bahasa tersebut digunakan teori struktural. Walaupun teori tersebut
dianggap kurang sempurna sebagai perbandingan dua bahasa dalam kenyataan,
justru linguistik struktural inilah yang mendominasi analisis kontrastif.
Berdasarkan fakta di atas, maka dapat
diungkapkan melalui kegiatan analisis kontrastif mengenai perbandingan struktur
dua bahasa, sebagai berikut:
1. Tidak ada perbedaan antara aspek
tertentu dalam dua bahasa
2. Adanya fenomena
konvergen yaitu keadaan menuju satu titik pertemuan
3. Tidak adanya sistem tertentu dalam
bahasa pertama pada bahasa kedua
4. Adanya perbedaan distribusi antara keduanya
5. Ada persamaan antara dua bahasa tersebut.
4. Adanya perbedaan distribusi antara keduanya
5. Ada persamaan antara dua bahasa tersebut.
6. Adanya fenomena
divergen (penyebaran)
Sementara itu, aspek psikologis analisis kontrastif berkaitan dengan
langkah kedua, ketiga dan keempat prosedur kerja analisis kontrastif. Adapun
dasar psikologi analisis kontrastif ada dua, yakni belajar asosiasi dan teori
stimulus respon.
Istilah belajar secara
asosiatif terjadi apabila ada hubungan koneksi, atau asosiasi antara dua hal
atau benda. Adapun beberapa asosiasi dalam analisis kontrastif, yakni:
I. Asosiasi kontak atau hubungan
2. Asosiasi kesamaan
3. Asosiasi kontras
2. Asosiasi kesamaan
3. Asosiasi kontras
Teori stimulus respon berdasarkan psikologi
behaviorisme. Ada dua hal penting yang menjadi inti teori belajar ilmu jiwa
tingkah laku ini, yakni kebiasaan (habit) dan
kesalahan(error). Pengertian tingkah laku dapat dijelaskan
melalui aksi dan reaksi atau stimulus dan
respon. Apabila hubungan antara stimulus
dan respon sudah bersifat mapan, maka huhungan
antara keduanya disebut habit atau kebiasaan.
Adapun ciri-ciri kebiasaan, yaitu:
I. Observal
atau Pengamatan
2. Kebiasaan itu dapat terjadi secara
spontan atau tanpa disadari.
3. Kebisaan itu sukar dihilangkan, kecuali
jika lingkungannya diubah.
Hubungan antara stimulus, respons, dan penguatan dapat
digambarkan sebagai berikut. Stimulus adalah suatu rangsangan yang menuntut
aksi. Respon adalah perilaku yang timbul sebagai reaksi seseorang terhadap
suatu aksi. Penguatan adalah suatu stimulus yang baru mengikuti terjadinya
suatu respons.
3. Metode Analisis Kontrastif
Analisis Kontrastif adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai sarana mengefisienkan
dan mengefektifkan pembelajaran bahasa. Analisis kontrastif mempunyai langkah-langkah
tertentu yang dikenal dengan istilah metode analisis kontrastif.
Langkah-langkah kerja pada metode analisis kontrastif itu sudah tersirat atau
sudah terbayang dalam definisi kontrastif berikutnya.
Analisis Kontrastif adalah suatu prosedur kerja yang mempunyai empat
Iangkah kerja ini membandingkan struktur bahasa pertama dan bahasa kedua,
memprediksi kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa, memilih bahan pengajaran,
dan menentukan cara penyajian bahan secara tepat dalam rangka mengefisienkan
dan mengefektifkan bahasa kedua.
Berdasarkan definisi analisis kontrastif
tersebut di atas dapat diidentifikasikan empat
langkah kerja pada metode analisis
kontrastif yakni:
Pemakaian sistem B2 pada saat menggunakan B1. Salah satu dampak negatif dan
praktik penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan
pemakaian bahasa, yang lebih dikenal dengan istilah interferensi. Anak-anak yang berbahasa ibu bahasa
Palembang. Secara tidak sadar menggunakan sistem bahasa ibunya ketika mereka
menggunakan bahasa Indonesia. Orang Palembang dalam berbahasa Indonesia sering
mengucapkan vokal /o/ pada sebagian akhir kata. Bahasa Palembang
mempunyai kemiripan dengan bahasa Indonesia yang berakar pada bahasa Melayu
Austronesia.
Kosa kata yang memiliki
kemiiripan itu antara lain sebagai berikut :
Bahasa Palembang (B1) Bahasa
Indonesia (B2)
-
Apo
-
Apa
-
Lamo -
Lama
-
Kelapo -
Kelapa
-
Dio -
Dia
-
Punyo -
Punya
-
Siapo -
Siapa
-
Kemano -
Kemana
-
Dimano -
Diamana
-
Berapo -
Berapa
Kontak bahasa yang terjadi dalam diri dwibahasawan menyebabkan saling
pengaruh antara B1 dan B2. Saling pengaruh ini dapat terjadi pada setiap unsur
bahasa. Kedwibahasaan adalah hasil dan
pemerolehan bahasa. Kedwibahasaan menimbulkan interferensi. Interferensi
merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan berbahasa.
Pemerolehan bahasa pertama adalah
segala kegiatan seseorang dalam rangka menguasai bahasa ibu. Pemerolehan bahasa
kedua adalah proses yang disadari atau
tidak dalam rangka menguasai bahasa kedua setelah bahasa ibunya dalam kegiatan
formal atau resmi.
4.
Penutup
Banyak kawasan di muka bumi ini dengan beragam bahasa-bahasa yang sangat
berbeda satu sama lain. Di kawasan demikian di mana kelompok-kelompok
masyarakat dituntut berkomunikasi demi kepentingan sosial dan komersial,
biasanya digunakan satu bahasa berdasarkan kesepakatan bersama. Karena
masing-masing masyarakat memiliki bahasa ibu yang berbeda.
Dalam pembelajaran B2 Bahasa Indonesia memiliki persamaan struktur bahasa dengan B1 bahasa
Palembang karena kedua bahasa tersebut berakar dari bahasa melayu Austronesia.
Namun kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar siswa terkadang tidak dapat
membedakan antara bahasa Palembang sebagai bahasa ibu (B1) dan bahasa indonesia
(B2) sebagai bahasa nasional. Guru maupun siswa terkadang latah pada saat
penggunaannya.
Daftar Pustaka
Parera, Jos Daniel, 1987. Linguistik Edukasional. Erlangga: 104-115
Tarigan, Henry Guntur, 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa.
Bandung : Penerbit Angkasa.
Ohoiwutun, Paul,1997. Sosiolinguistik. Jakarta : Visipro. Hal 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar