Senin, 12 Desember 2011

Analisis Persamaan B1 dan B2 Dalam Pembelajaran Bahasa


Analisis Persamaan B1 dan B2 Dalam Pembelajaran Bahasa
Elyana


1. Pendahuluan

Analisis kontrastif adalah kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dan struktur B2 untuk  mengidentifikasi perbedaan  dan persamaan kedua bahasa itu. Analisis kontrastif muncul saat pengajaran bahasa kedua mengalami berbagai masalah. Masalah tersebut antara lain kesulitan belajar dari kesalahan berbahasa yang dialami oleh siswa dalam mempelajari bahasa kedua. Masalah tersebut menimbulkan kesulitan bagi siswa dan guru untuk membedakan bahasa pertama dan bahasa kedua.
Tujuan utama analisis kontrastif adalah mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dan yang dialami oleh siswa dalam proses belajar mengajar bahasa kedua.
Implikasi Analisis Kontrastif dalam proses belajar mengajar bahasa kedua terlihat pada hal-hal berikut ini.
1.   Penyusunan materi pengajaran bahasa kedua di susun berdasarkan butir-butir yang   
      berbeda antara  struktur bahasa ibu siswa dan struktur bahasa kedua yang akan dipelajari  
      oleh siswa.
2.   Penyusunan tata bahasa paedagogis didasarkan pada aliran linguistik tertentu. Lingustik
      struktural sangat mendominasi analisis kontrastif.
3.  Penataan kelas belajar bahasa kedua dilaksanakan secara terpadu. Bahasa ibu siswa
     digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pengajaran bahasa kedua. Penggunaan bahasa   
     ibu siswa dikurangi secara berangsur-angsur sejalan dengan tingkat pemahaman siswa
     terhadap bahasa kedua.
4.  Penyajian bahan pengajaran bahasa kedua dilaksanakan secara langsung dengan cara-cara
     Berikut :
I).   Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara struktur bahasa ibu siswa dengan
                   struktur bahasa kedua yang akan dipelajari oleh siswa.
2)   Menunjukkan butir-butir bahasa ibu siswa yang mungkin mendatangkan kesulitan
                   belajar dan kesalahan dalam bahasa kedua.
3).  Menganjurkan cara-cara mengatasi interferensi bahasa ibu terhadap bahasa kedua   
      yang akan dipelajari oleh siswa.
4).  Memberikan latihan yang intensif pada butir-butir yang berbeda antara bahasa ibu
                  dengan bahasa kedua yang akan dipelajari oleh siswa. 

2.  Aspek-aspek Analisis Kontrastif
Aspek analisis kontrastif terdiri atas aspek linguistik dan aspek psikologis. Aspek linguistik analisis kontrastif berkaitan dengan perbandingan struktur dua bahasa untuk    menemukan perbedaan-perbedaan dari persamaan yang ada.
Membandingkan dua bahasa yang serumpun atau berdekatan memang terasa mudah. Hal ini disebabkan oleh adanya kategori yang berisifat umum dalam dua bahasa bersangkutan. Akan tetapi, bila kita membandingkan dua bahasa yang tidak serumpun, maka akan terasa ada masalah karena tidak adanya kategori yang bersifat umum.
Oleh karena itu, dalam membandingkan kedua struktur  bahasa tersebut digunakan    teori struktural. Walaupun teori tersebut dianggap kurang sempurna sebagai perbandingan dua bahasa dalam kenyataan, justru linguistik struktural inilah yang mendominasi analisis kontrastif.
Berdasarkan fakta di atas, maka dapat diungkapkan melalui kegiatan analisis kontrastif mengenai perbandingan struktur dua bahasa, sebagai berikut:
1. Tidak ada perbedaan antara aspek tertentu dalam dua bahasa
2. Adanya fenomena konvergen yaitu keadaan menuju satu titik pertemuan
3. Tidak adanya sistem tertentu dalam bahasa pertama pada bahasa kedua
4. Adanya perbedaan distribusi antara  keduanya
5.  Ada persamaan antara dua bahasa tersebut.
6. Adanya fenomena divergen (penyebaran)
Sementara itu, aspek psikologis analisis kontrastif berkaitan dengan langkah kedua, ketiga dan keempat prosedur kerja analisis kontrastif. Adapun dasar psikologi analisis kontrastif ada dua, yakni belajar asosiasi dan teori stimulus respon.
Istilah  belajar secara asosiatif terjadi apabila ada hubungan koneksi, atau asosiasi antara dua hal atau benda. Adapun beberapa asosiasi dalam analisis kontrastif, yakni:
I.  Asosiasi kontak atau hubungan
2. Asosiasi kesamaan
3. Asosiasi kontras
Teori stimulus respon berdasarkan psikologi behaviorisme. Ada dua hal penting yang menjadi inti teori belajar ilmu jiwa tingkah laku ini, yakni kebiasaan (habit) dan kesalahan(error). Pengertian tingkah laku dapat dijelaskan melalui aksi dan reaksi atau stimulus dan
respon. Apabila hubungan antara stimulus dan respon sudah bersifat mapan, maka huhungan
antara keduanya disebut habit atau kebiasaan.
Adapun ciri-ciri kebiasaan, yaitu:
I.  Observal atau Pengamatan
2. Kebiasaan itu dapat terjadi secara spontan atau tanpa disadari.
3. Kebisaan itu sukar dihilangkan, kecuali jika lingkungannya diubah.
Hubungan antara stimulus, respons, dan penguatan dapat digambarkan sebagai berikut. Stimulus adalah suatu rangsangan yang menuntut aksi. Respon adalah perilaku yang timbul sebagai reaksi seseorang terhadap suatu aksi. Penguatan adalah suatu stimulus yang baru mengikuti terjadinya suatu respons.

3.  Metode Analisis Kontrastif
Analisis Kontrastif adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai sarana mengefisienkan dan mengefektifkan pembelajaran bahasa. Analisis kontrastif mempunyai langkah-langkah tertentu yang dikenal dengan istilah metode analisis kontrastif. Langkah-langkah kerja pada metode analisis kontrastif itu sudah tersirat atau sudah terbayang dalam definisi kontrastif berikutnya.
Analisis Kontrastif adalah suatu prosedur kerja yang mempunyai empat Iangkah kerja ini membandingkan struktur bahasa pertama dan bahasa kedua, memprediksi kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa, memilih bahan pengajaran, dan menentukan cara penyajian bahan secara tepat dalam rangka mengefisienkan dan mengefektifkan bahasa kedua.
Berdasarkan definisi analisis kontrastif tersebut di atas dapat diidentifikasikan empat
langkah kerja pada metode analisis kontrastif  yakni:
Pemakaian sistem B2 pada saat menggunakan B1. Salah satu dampak negatif dan praktik penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa, yang lebih dikenal dengan istilah  interferensi. Anak-anak yang berbahasa ibu bahasa Palembang. Secara tidak sadar menggunakan sistem bahasa ibunya ketika mereka menggunakan bahasa Indonesia. Orang Palembang dalam berbahasa Indonesia sering mengucapkan  vokal /o/  pada sebagian akhir kata. Bahasa Palembang mempunyai kemiripan dengan bahasa Indonesia yang berakar pada bahasa Melayu Austronesia.


Kosa kata yang memiliki kemiiripan itu antara lain sebagai berikut :
Bahasa Palembang (B1)                                              Bahasa Indonesia (B2)
-          Apo                                                                                 -  Apa
-          Lamo                                                                   -  Lama
-          Kelapo                                                                 -  Kelapa
-          Dio                                                                      -  Dia
-          Punyo                                                                  -  Punya
-          Siapo                                                                   -  Siapa
-          Kemano                                                               -  Kemana
-          Dimano                                                               -  Diamana
-          Berapo                                                                 -  Berapa
Kontak bahasa yang terjadi dalam diri dwibahasawan menyebabkan saling pengaruh antara B1 dan B2. Saling pengaruh ini dapat terjadi pada setiap unsur bahasa.  Kedwibahasaan adalah hasil dan pemerolehan bahasa. Kedwibahasaan menimbulkan interferensi. Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan berbahasa.
 Pemerolehan bahasa pertama adalah segala kegiatan seseorang dalam rangka menguasai bahasa ibu. Pemerolehan bahasa kedua adalah proses yang disadari  atau tidak dalam rangka menguasai bahasa kedua setelah bahasa ibunya dalam kegiatan formal atau resmi.

4.  Penutup
Banyak kawasan di muka bumi ini dengan beragam bahasa-bahasa yang sangat berbeda satu sama lain. Di kawasan demikian di mana kelompok-kelompok masyarakat dituntut berkomunikasi demi kepentingan sosial dan komersial, biasanya digunakan satu bahasa berdasarkan kesepakatan bersama. Karena masing-masing masyarakat memiliki bahasa ibu yang berbeda.
Dalam pembelajaran B2 Bahasa Indonesia memiliki  persamaan struktur bahasa dengan B1 bahasa Palembang karena kedua bahasa tersebut berakar dari bahasa melayu Austronesia. Namun kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar siswa terkadang tidak dapat membedakan antara bahasa Palembang sebagai bahasa ibu (B1) dan bahasa indonesia (B2) sebagai bahasa nasional. Guru maupun siswa terkadang latah pada saat penggunaannya.





Daftar Pustaka
Parera, Jos Daniel, 1987. Linguistik Edukasional. Erlangga: 104-115
Tarigan, Henry Guntur, 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa.
Bandung : Penerbit Angkasa.
Ohoiwutun, Paul,1997. Sosiolinguistik. Jakarta : Visipro. Hal 22


Tidak ada komentar:

Posting Komentar